Zona Amerika
•Hasil pertemuan the Fed bulan Januari menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan segera (proyeksi pasar akan dilakukan di bulan Maret). Inflasi yang tinggi masih tetap menjadi perhatian the Fed. Selain kenaikan suku bunga, the Fed juga akan berencana untuk mengurangi posisi surat berharga di neracanya.
•Data penjualan retail tumbuh 3,8% secara bulanan, lebih tinggi dibandingkan kenaikan bulan Desember 2,5% mom dan di atas ekspektasi 2% mom. Pertumbuhan secara bulanan ini merupakan yang tertinggi sejak 10 bulan terakhir. Konsumen tetap melakukan aktivitas belanja di tengah situasi kenaikan kasus covid-19 dan inflasi.
•Data Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-21 disetahunkan yang kedua akan dirilis pekan ini, diprediksi sedikit meningkat untuk data yang pertama tercatat 6,9% di setahunkan, data yang kedua diprediksi berada di level 7% disetahunkan.
Zona China
•Pekan ini China akan mengumumkan kebijakan moneter, diperkirakan suku bunga acuan 1 tahun akan tetap berada di level 3,7%.
Zona Indonesia
•Neraca perdagangan bulan Januari masih tercatat surplus US$ 0,93 miliar sedikit menurun dibandingkan surplus Desember sebesar US$ 1 milyar. Pencapaian surplus di Januari ini, jauh di atas prediksi surplus US$ 0,19 miliar.
•Neraca transaksi berjalan tetap tercatat surplus US$ 1,42 miliar di kuartal IV-21. Untuk tahun 2021, surplus neraca transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 3,33 miliar (0,3% dari PDB) setelah selama 9 tahun terakhir mencatatkan defisit.. Sedangkan di tahun 2022, Bank Indonesia memprediksi current account kembali defisit sebesar 1,1-1,9% terhadap PDB.
Market View:
IHSG selama sepekan ditutup menguat 1,13% WoW di level 6.892,82. Pekan ini, relatif minim sentimen, data pertumbuhan kredit bulan Januari yang akan dirilis pekan ini diharapkan tetap dapat mendorong IHSG di zona hijau. Asing mencatatkan pembelian bersih sebesar IDR 3,79 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 19,14 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan penguatan tertinggi adalah sektor siklikal,properti dan infrastruktur masing-masing sebesar sebesar 4,74%,2,42% dan 5,49% secara mingguan.
Pada tanggal 18 Februari 2022, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0090) flat menjadi 5,28%, yield benchmark 10 tahun (FR0091) flat menjadi 6,49%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0093) flat menjadi 6,49% dan yield benchmark 20 tahun (FR0092) turun menjadi 6,89%.
Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak naik di level 2,84% dan yield US Treasury 10 tahun flat di 1.93% (dibandingkan dengan posisi per 11 Februari 2022 yaitu 2,82% dan 1,96%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun naik ke level 99.04 bps. Rupiah ditutup menguat 0,13 % WoW pada level 14,339.
Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 17 Februari 2022 tercatat sebesar IDR 900,11 Triliun atau sebesar (19,03% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 11 Februari 2022 yaitu sebesar IDR 894,80 Triliun (19,01% dari total outstanding-nya).
Kasus harian covid-19 akibat varian omicron cenderung mengalami penurunan, pemerintah tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi. Beberapa negara di Eropa berencana untuk mencabut pembatasan sosial akibat adanya covid-19 karena dianggap varian omicron bukanlah ancaman yang serius. Indonesia bukan tidak mungkin mengikuti langkah yang sama namun akan diambil kebijakan setelah mendapatkan masukan dari pakar epidemiologi. Mobilitas masyarakat yang kembali normal akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tetaplah berinvestasi!
Market Data:
JCI | Indonesia IDR 10yr (%) | Indon 10yr (%) | US Treasury 10yr (%) | USD/IDR |
6,892 | 6,49 | 2,84 | 1,93 | 14,339 |
Economic Data:
Indonesia Neraca Perdagangan Januari (USD) | Indonesia Ekspor Januari (% YoY) | Indonesia Impor Januari (% YoY) |
0,93 miliar | 25,31 | 36,77 |