Artikel
Market Report: IHSG Melemah, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Positif
Berita Utama | 25-Sep-2024 10:12:50 - by boadmincontent

Zona Amerika

  • Sesuai ekspektasi The Fed memutuskan untuk menerapkan kebijakan moneter longgar dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps sehingga suku bunga acuan berada di level 4.75-5% di bulan September. Pasar memprediksi bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 bps di bulan November dan Desember karena the Fed diproyeksikan akan menurunkan suku bunga acuan hingga 100 bps di tahun 2024.
  • Data final untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II akan dirilis pekan ini, diprediksi tumbuh 3% annualized vs pertumbuhan 1.4% annualized kuartal I.
  • Data pertumbuhan bulanan untuk pendapatan dan pengeluaran personal bulan Agustus akan dirilis pekan ini, masing-masing tumbuh 0.4% dan 0.3% mom vs pertumbuhan bulanan 0.3% dan 0.5% di bulan Juli

Zona Indonesia

  • Surplus bulan Agustus mengalami peningkatan menjadi US$ 2.89 miliar vs surplus US$ 0.5 miliar. Peningkatan surplus karena adanya penurunan impor yang hanya tumbuh 9.46% yoy bulan Agustus vs 11.07% yoy bulan Juli.
  • Pertumbuhan kredit bulan Agustus masih cukup kuat, tumbuh 11.4% yoy vs pertumbuhan sebesar 12.4% yoy bulan Juli.
  • Sesuai ekspektasi Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6% di bulan September karena inflasi yang terkendali serta rupiah yang menguat.
  • Pertumbuhan suplai uang yang masuk dalam kategori M2 di bulan Agustus akan dirilis pekan ini, diproyeksi masih dalam tren positif setelah di bulan Juli mencatatkan pertumbuhan sebesar 7.4% yoy. Aktivitas ekonomi masyarakat masih dalam tren yang positif bila M2 mengalami pertumbuhan. 

Market View:

IHSG selama sepekan ditutup melemah -0.88% WoW di level 7.743,004. Koreksi IHSG pekan lalu merupakan koreksi yang wajar karena hampir 5 pekan berturut-turut IHSG berada di zona yang positif. Diharapkan pekan ini IHSG dapat kembali berada di zona positif meski minim sentimen dari global maupun domestik, emiten-emiten perbankan akan merilis kinerja bulan Agustus yang diproyeksikan akan mengalami perbaikan sehingga diharapkan IHSG berada di zona yang positif. Asing mencatatkan pembelian  bersih sebesar IDR 22.66 T selama sepekan (inflowYTD: IDR 56.12 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan pelemahan tertinggi adalah sektor infrastruktur, teknologi dan industri dasar masing-masing sebesar -4.15%, -1.97%, dan -1.26% secara mingguan.

Pada tanggal 20 September 2024, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0101) turun menjadi 6,17%, yield benchmark 10 tahun (FR0100) turun menjadi 6,41%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0098) turun menjadi 6,54% dan yield benchmark 20 tahun (FR0097) turun menjadi 6,67%.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 19 September 2024 tercatat sebesar 863.44 Triliun atau sebesar (14,66% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 6 September 2024 yaitu sebesar IDR 852.42  Triliun (14,49% dari total outstanding-nya).

The Fed telah mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 untuk pertama kalinya di bulan September dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Meski penurunan suku bunga acuan cukup banyak sebesar 50 bps, tampaknya AS masih tetap mengalami soft landing karena untuk tahun 2024 ekonomi diprediksi masih tumbuh 2.1% yoy sedangkan tahun 2025 diprediksi tumbuh 2% yoy. Bank Indonesia juga diprediksi akan mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Pasar obligasi akan bereaksi positif terlebih dahulu akibat perbaikan kondisi makroekonomi yang akan diikuti positifnya kinerja di IHSG. 


Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10 yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

7,743

6,41

4,52

3,73

15.149


Economic Data:

Indonesia Neraca Perdagangan Agustus (USD)

Indonesia Ekspor Agustus (% YoY)

Indonesia Impor Agustus (% YoY)

2,89 miliar

7,13

9,46