Artikel
Diprediksi Suku Bunga AS, Turun Hingga 100 bps di Tahun 2024
Berita Utama | 07-Okt-2024 10:08:11 - by admincontent2

Zona Amerika

  • Data ketenagakerjaan bulan September telah dirilis, menunjukkan penguatan, nonfarm payroll bulan September bertambah 254.000, penambahan tertinggi selama 12 bulan terakhir karena rata-rata penambahan secara bulanan sebesar 203.000. Sedangkan tingkat pengangguran menurun menjadi 4.1%. Seharusnya isu resesi akan minimal saat ini, karena data ketenagakerjaan masih cukup kuat yang artinya aktivitas konsumsi masih berjalan normal.
  • Hasil pertemuan the Fed bulan September, isinya tidak terlalu berbeda dengan ekspektasi pasar. The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 bps di tahun 2024.
  •  Inflasi bulan September yang diprediksi akan terkendali atau tumbuh 2.3% yoy/0.1% mom vs pertumbuhan 2.5% yoy/0.2% mom bulan Agustus.

Zona Indonesia

  • Kondisi manufaktur bulan September masih berada di fase kontraksi di level 49.2 namun membaik dibandingkan kontraksi bulan Agustus yang tercatat sebesar 48.9.
  • Inflasi bulan September terkendali, tumbuh 1.84% yoy/-0.12 mom vs pertumbuhan 2.12% yoy/-0.03% mom bulan Agustus.
  • Data cadangan devisa bulan September akan dirilis pekan ini, diprediksi sedikit mengalami pelemahan atau tercatat sebesar US$ 149 miliar vs US$ 150.2 miliar bulan Agustus.
  • Tingkat kepercayaan konsumen bulan September yang diprediksi masih berada di fase optimis di level 124.5
  • Data penjualan retail bulan Agustus yang diprediksi hanya bertumbuh 3.2% yoy vs pertumbuhan 4.5% yoy bulan Juli.
  • Data penjualan kendaraan bermotor bulan September, penjualan motor bulan Agustus sudah pulih atau tumbuh 7.4% yoy sedangkan mobil masih melemah -14.2% yoy bulan Agustus.

Market View:

IHSG selama sepekan ditutup melemah -2.61% WoW di level 7.496,091. IHSG masih memasuki  fase perlemahan, seharusnya setelah data ketenagakerjaan AS bulan September dirilis, memberikan rasa optimis bahwa kondisi ekonomi AS belum memasuki fase resesi sehingga memberikan efek positif bagi pasar saham global termasuk IHSG. Selain itu AS juga akan merilis data inflasi bulan September, yang diprediksi mengalami penurunan sehingga ekspektasi pasar penurunan suku bunga acuan sebesar 100 bps di tahun 2024 dapat terlaksana. Asing mencatatkan penjualan  bersih sebesar IDR 4.88 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 47.87 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan pelemahan tertinggi adalah sektor teknologi, konsumsi siklikal dan infrastruktur masing-masing sebesar -6.09%, -3.19%, dan -3.11% secara mingguan.

Pada tanggal 4 Oktober 2024, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0101) naik menjadi 6,37%, yield benchmark 10 tahun (FR0100) naik menjadi 6,64%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0098) naik menjadi 6,78% dan yield benchmark 20 tahun (FR0097) naik menjadi 6,97%.

Untuk INDON 10 tahun (INDON 34), yield bergerak naik di level 4,63% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 3,98% (dibandingkan dengan posisi per 27 Sep 2024 yaitu 4,59% dan 3,75%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun flatke level 68.42 bps. Rupiah ditutup melemah 2,32% WoW pada level 15.484.

Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 3 Oktober 2024 tercatat sebesar 878.47 Triliun atau sebesar (14,77% dari total outstanding-nya) meningkat dibandingkan posisi per 27 September 2024 yaitu sebesar IDR 871.94  Triliun (14,71% dari total outstanding-nya).

The Fed telah mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 untuk pertama kalinya di bulan September dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Meski penurunan suku bunga acuan cukup banyak sebesar 50 bps, tampaknya AS masih tetap mengalami soft landing karena untuk tahun 2024 ekonomi diprediksi masih tumbuh 2.1% yoy sedangkan tahun 2025 diprediksi tumbuh 2% yoy. Bank Indonesia juga diprediksi akan mengimplementasikan kebijakan moneter yang longgar di tahun 2024 yang akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Pasar obligasi akan bereaksi positif terlebih dahulu akibat perbaikan kondisi makroekonomi yang akan diikuti positifnya kinerja di IHSG.

Market Data:

JCI

Indonesia IDR
10yr (%)

Indon
10 yr (%)

US Treasury
10yr (%)

USD/IDR

7,496

6,64

4,63

3,98

15.484


Economic Data:

Indonesia Neraca Perdagangan Agustus (USD)

Indonesia Ekspor Agustus (% YoY)

Indonesia Impor Agustus (% YoY)

2,89 miliar

7,13

9,46