Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
Amerika Serikat
Tingkat inflasi tahunan di Amerika Serikat naik menjadi 2,7% di bulan November dari 2,6% yoy di bulan Oktober. Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh efek dasar yang rendah dari tahun sebelumnya.
The Fed dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada 19 Desember, dimana diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Penjualan ritel bulan November, diperkirakan naik 0.5% mom, dibandingkan 0.4% di bulan Oktober
Data final pertumbuhan PDB kuartal 3 diperkirakan naik 2,8% secara tahunan, sedikit di bawah pertumbuhan tahunan di kuartal 2 yang sebesar 3%.
Pendapatan dan pengeluaran pribadi di bulan November diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 0.4%/0.5% mom dibandingkan dengan pertumbuhan 0.6%/0.4% mom di bulan Oktober.
China
Produksi industri Tiongkok meningkat 5,4% yoy pada November 2024, sedikit lebih cepat dari pertumbuhan 5,3% yoy di bulan Oktober.
Penjualan ritel Tiongkok naik 3% yoy di bulan November, melambat dari pertumbuhan 4,8% yoy yang tercatat di bulan Oktober.
Indonesia
Keyakinan konsumen Indonesia naik menjadi 125,9 di bulan November, berada di level tertinggi sejak bulan April.
Penjualan ritel di Indonesia meningkat 1,5% yoy di bulan Oktober, turun dari kenaikan 4,8% di bulan September. Tingkat pertumbuhan di bulan Oktober menunjukkan laju yang paling lambat sejak Januari.
Data neraca perdagangan bulan November diperkirakan akan dirilis minggu ini, dengan surplus diproyeksikan mencapai US$ 2,21 miliar, sedikit turun dari surplus US$ 2,47 miliar di bulan Oktober. Penurunan surplus disebabkan oleh aktivitas ekspor yang diperkirakan tumbuh 4,92% yoy.
Bank Indonesia diperkirakan akan mengadakan pertemuan minggu ini, dimana suku bunga acuan dapat diturunkan sebesar 25 bps.
Selain itu, pertumbuhan kredit di bulan November diperkirakan akan mencapai 11% yoy, dibandingkan dengan 10,92% yoy di bulan Oktober.
Market View
Indeks Harga Saham Gabungan turun sebesar -0.79% secara mingguan ke level 7,324.79. Keputusan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan diperkirakan akan mendukung pergerakan IHSG di minggu ini, terutama karena Bank Indonesia kemungkinan besar akan mengikuti langkah serupa. Penurunan suku bunga The Fed dapat menyebabkan penurunan indeks dolar sehingga memberikan sentimen positif bagi nilai tukar IDR/USD yang kemungkinan akan mendukung kinerja IHSG. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 2,07 triliun selama sepekan terakhir, sehingga secara year to date (YTD) investor asing mencatatkan arus masuk sebesar Rp 19,93 triliun.) Tiga sektor yang mengalami penurunan return paling tajam adalah Transportasi & Logistik, Kesehatan dan Finansial yang masing-masing turun sebesar -3.12%, -2.56%, dan -1.34% secara mingguan.
Pada tanggal 13 Desember 2024, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 5 tahun (FR0101) tetap datar di level 6,89%, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun (FR0100) meningkat menjadi 7,04%. Demikian pula, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 15 tahun (FR0098) tetap datar di level 7,09%, dan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 20 tahun (FR0097) tidak berubah di level 7,08%.
Imbal hasil obligasi INDON bertenor 10 tahun (INDON 34) naik menjadi 5,12%, sementara imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun juga meningkat menjadi 4,39% dibandingkan posisi pada 6 Desember 2024 yang masing-masing sebesar 5,02% dan 4,15%. Premi risiko Indonesia, yang tercermin dari CDS 5 tahun, naik menjadi 73,03 bps. Sementara itu, rupiah terdepresiasi sebesar 1,02% ke level Rp16.009.
Per 11 Desember 2024, kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) tercatat sebesar ODR 873,79 triliun (14,55% dari total beredar), turun tipis dari posisi 6 Desember 2024 yang tercatat sebesar IDR 874,38 triliun (14,55% dari total beredar).
The Fed menerapkan kebijakan moneter yang ekspansif di tahun 2024 dengan menurunkan suku bunga acuan secara year to date sebesar 75 bps. AS masih berada di jalur yang tepat untuk melakukan soft landing, dimana ekonomi diperkirakan tumbuh 2,1% YoY di tahun 2024, dan 2% YoY di tahun 2025. Bank Indonesia juga diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter yang ekspansif pada tahun 2024, yang akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasar obligasi diperkirakan akan merespon positif pada awalnya karena kondisi makroekonomi yang membaik, yang kemudian akan diikuti oleh kinerja positif pada IHSG.
Market Data:
Economic Data:
Indonesia Trade Balance October (USD) | Indonesia Export October (% YoY) | Indonesia Import October (% YoY) |
2,47 B | 10,25 | 17,49 |