Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
United States
- Data awal menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh 2,3% secara tahunan pada Triwulan-IV 2024, pertumbuhan paling lambat dalam tiga kuartal. Konsumsi pribadi tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, meningkat 4,2%, tertinggi sejak Triwulan-IV 2023.
Data ketenagakerjaan untuk Januari akan dirilis minggu ini, dengan penggajian non pertanian diproyeksikan hanya menambah 170.000 pekerjaan, turun dari 256.000 yang ditambahkan pada 24 Desember. Tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap di 4,1%.
Tarif yang baru diumumkan Trump terhadap Meksiko, Kanada, dan China berisiko memicu perang dagang, berpotensi menaikkan harga konsumen dan mengganggu rantai pasokan. Sebagai tanggapan, Kanada dan Meksiko telah mengumumkan tarif pembalasan, sementara RRT berencana untuk mengajukan keluhan ke WTO. Para ekonom dan kelompok bisnis memperingatkan bahwa tarif-tarif ini akan meningkatkan biaya bagi rumah tangga dan industri Amerika, terutama di sektor otomotif, energi, dan pertanian.
China
- PMI Manufaktur Caixing untuk bulan Januari akan dirilis dan diperkirakan akan tetap berada dalam fase ekspansi, serupa dengan angka 50,5 di bulan Desember.
- Investasi asing langsung di Q4 tumbuh 33,3%, menandai pertumbuhan tercepat sejak Q4 2022.
- PMI Manufaktur untuk bulan Januari akan dirilis, diproyeksikan tetap dalam fase ekspansi di 51.
- Inflasi Januari diperkirakan naik 1,88% yoy dan 0,32% mom.
- Laju pertumbuhan PDB untuk triwulan IV diperkirakan melambat menjadi 4,95% yoy.
- Cadangan devisa di bulan Januari diproyeksikan meningkat seiring dengan melemahnya indeks dolar.
Market View
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 0.79% secara mingguan, ditutup pada level 7,109.19. Meskipun prospek global kurang baik di minggu ini-terutama karena potensi perang dagang setelah kenaikan tarif Trump pada produk dari Meksiko, Kanada, dan Cina-rilis data ekonomi domestik dapat memberikan dukungan. Beberapa data penting domestik akan dirilis minggu ini, termasuk inflasi Januari, PDB Q4, dan PMI Manufaktur, yang dapat membantu menjaga IHSG tetap berada di area positif. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,04 triliun selama sepekan terakhir, sehingga secara year-to-date (YTD) arus keluar mencapai Rp4,00 triliun.
Tiga sektor dengan performa paling lemah adalah bahan dasar, infrastruktur, dan properti & real estate, yang masing-masing turun sebesar -2.88%, -2.60%, dan -1.77% secara mingguan. Pada tanggal 31 Januari 2025, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 5 tahun (FR0104) naik menjadi 6,83%. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun (FR0103) tetap datar di level 6,99%. Demikian pula, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 15 tahun (FR0106) tidak berubah di level 7,19%, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 20 tahun (FR0107) naik ke level 7,21%.
Imbal hasil obligasi INDON bertenor 10 tahun (INDON 34) turun menjadi 5,38%, sedangkan imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun turun menjadi 4,54%, dibandingkan dengan level pada 24 Januari 2025, yang masing-masing sebesar 5,46% dan 4,62%. Premi risiko Indonesia, yang tercermin dari CDS 5 tahun, meningkat menjadi 74,74 bps. Sementara itu, rupiah terdepresiasi sebesar -0,29% secara bulanan, ditutup pada Rp16.314.
Per 30 Januari 2025, kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) mencapai IDR 878,76 triliun (14,42% dari total outstanding), meningkat dari IDR 875,96 triliun (14,37% dari total outstanding) pada tanggal 24 Januari 2025. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali, dengan total 50 basis poin, pada tahun 2025, menurunkan suku bunga acuan dengan total 100 basis poin secara year-to-date. Perekonomian AS tetap berada di jalur yang tepat untuk melakukan soft landing, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan sebesar 2,5% year-on-year (YoY) pada tahun 2024 dan 2,1% YoY pada tahun 2025.
Demikian pula, Bank Indonesia diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter ekspansif pada tahun 2025, yang diantisipasi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasar obligasi kemungkinan akan merespon positif pada awalnya, didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi, diikuti oleh kinerja IHSG yang kuat.
Market Data:
JCI | Indonesia IDR | Indon | US Treasury | USD/IDR |
7,109 | 6,99 | 5,38 | 4,54 | 16.314 |
Economic Data:
Indonesia Trade Balance December (USD) | Indonesia Export December (% YoY) | Indonesia Import December (% YoY) |
2,24 B | 4,78 | 11,07 |