Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
- Data ketenagakerjaan untuk bulan Februari telah dirilis, menunjukkan kenaikan nonfarm payrolls sebesar 150.000 di bawah ekspektasi 160.000, namun masih merupakan peningkatan dari kenaikan 125.000 di bulan Januari. Tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,1% dari 4% di bulan Januari.
- Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan akan berbicara minggu ini, Risalah rapat FOMC Januari 2025 mengungkapkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan Fed menyukai pendekatan yang hati-hati terhadap kebijakan moneter, menyeimbangkan kebutuhan akan bukti disinflasi yang berkelanjutan terhadap potensi risiko dari ekonomi yang kuat, inflasi yang meningkat, dan faktor geopolitik, sambil mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25% - 4,5%.
- Data inflasi bulan Februari diperkirakan akan menunjukkan kenaikan year-on-year sebesar 2,9% dan kenaikan bulan ke bulan sebesar 0,3%, menandai penurunan dari inflasi bulan Januari, yang tercatat sebesar 3,0% year-on-year dan 0,5% bulan ke bulan.
- ECB memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang tidak terlalu ketat di tengah proyeksi inflasi yang lebih rendah (2,3% pada 2025, 1,9% pada 2026, dan 2,0% pada 2027) dan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi (0,9% pada 2025 dan 1,2% pada 2026).
- Inflasi di bulan Februari memasuki wilayah deflasi untuk pertama kalinya sejak Maret 2000, dengan penurunan sebesar -0,09% yoy/-0,48% mom, dibandingkan dengan pertumbuhan inflasi di bulan Januari sebesar 0,76% yoy/-0,76% mom.
- Cadangan devisa pada bulan Februari turun menjadi US$ 154,5 miliar dari US$ 156,1 miliar di bulan Januari, mencapai level terendah sejak November 2024. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah dan upaya Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar.
- Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah dan upaya Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar.
- Kepercayaan konsumen yang tetap berada dalam fase optimisme di level 127,5 di bulan Februari, naik tipis 127,2 di bulan Januari.
- Retail sales for January are expected to grow only 0.4% yoy, compared to 1.8% yoy in December.
Market View
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,83% dari minggu ke minggu, ditutup pada 6.636. IHSG diperkirakan akan tetap berada di wilayah positif minggu ini. Dari sisi global, khususnya di Amerika Serikat, data inflasi bulan Februari diperkirakan akan menunjukkan penurunan. Jika tren penurunan inflasi berlanjut, optimisme pasar akan meningkat terkait kemungkinan kebijakan moneter yang lebih akomodatif dari The Fed. Dari dalam negeri, data kepercayaan konsumen bulan Februari dan data penjualan ritel bulan Januari diantisipasi dapat memberikan tambahan dukungan positif bagi IHSG di pekan ini. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 450,86 miliar selama sepekan terakhir, sehingga secara year-to-date (YTD) menjadi Rp 22,34 triliun. Tiga sektor dengan performa terbaik adalah teknologi, bahan dasar, dan industri, yang masing-masing naik 16,48%, 5,83%, dan 5,61% secara mingguan.
Pada tanggal 7 Maret 2025, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 5 tahun (FR0104) turun menjadi 6,64%, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun (FR0103) turun menjadi 6,86%. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 15 tahun (FR0106) tetap datar di 6,99%, dan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 20 tahun (FR0107) naik menjadi 7,00%.
Sementara itu, imbal hasil obligasi INDON bertenor 10 tahun (INDON 35) tetap datar di 5,17%, dan imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun stabil di 4,27%, dibandingkan dengan levelnya pada 28 Februari 2025, yang masing-masing sebesar 5,16% dan 4,20%. Premi risiko Indonesia, yang tercermin dari CDS 5 tahun, turun menjadi 77,44 bps. Selain itu, rupiah menguat sebesar 1,85% secara bulanan, ditutup pada Rp16.290.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali, dengan total 50 basis poin, pada tahun 2025, setelah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin pada tahun 2024. Perekonomian AS tetap berada di jalur yang tepat untuk melakukan soft landing, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan sebesar 2,5% year-on-year (YoY) pada tahun 2024 dan 2,1% YoY pada tahun 2025. Demikian pula, Bank Indonesia diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter ekspansif pada tahun 2025, yang diantisipasi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasar obligasi kemungkinan akan merespon secara positif pada awalnya, didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi, diikuti oleh kinerja IHSG yang kuat.
Market Data:
JCI | Indonesia IDR | Indon | US Treasury | USD/IDR |
6,636 | 6,86 | 5,17 | 4,27 | 16.290 |
Economic Data:
Indonesia Trade Balance January (USD) | Indonesia Export January (% YoY) | Indonesia Import January (% YoY) |
3,45 B | 4,68 | -2,67 |