Artikel
Product of The Month : Melati Pendapatan Utama
Berita Utama | 09-Okt-2019 17:31:07 - by boadmincontent

Dalam rentang waktu 3 bulan terakhir, Bank Indonesia (BI) secara bertahap melakukan penurunan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 50 basis poin (bps) dari 6 % menjadi 5,50 %. Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal, serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global (sumber : siaran pers BI, 22 Agustus 2019).

Kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh BI juga diikuti oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menurunkan suku bunga penjaminan simpanan Rupiah pada bank umum sebesar 0,25% menjadi 6,75%. Pada akhirnya, kondisi tersebut tentunya akan berdampak terhadapimbal hasil yang diterima oleh nasabah.

Di sisi lain, pasar obligasi tentunya mendapat “berkah” tersendiri dengan tren penurunan suku bunga yang terjadi saat ini, khususnya Obligasi Pemerintah. Berdasarkan infovesta.com per tanggal 19 September 2019, dalam kurun waktu 3 bulan, infovesta government bond index mencatatkan kenaikan sebesar 3,05% mengalahkan kinerja dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dalam periode yang sama hanya memberikan keuntungan sebesar 0,31 % 

Kami melihat sampai dengan akhir tahun 2019, pasar masih akan di penuhi oleh volatilitas yang tinggi karena isu perang dagang yang belum mereda serta kebijakan suku bunga rendah dari Bank Sentral yang masih akan terus berlanjut guna menetralkan efek negative dari perang dagang. Konsensus memperkirakan mayoritas Bank Sentral, seperti  Bank Sentral Amerika, Bank Sentral Eropa dan juga negara lain akan kembali melakukan 1 kali penurunan suku bunga acuan di sisa tahun 2019. Sementara Bank Indonesia diperkirakan juga akan melakukan langkah serupa mengingat nilai tukar mata uang IDR yang stabil.

Dengan melihat kondisi sebagaimana tersebut di atas, maka investasi pada Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan instrument investasi yang tepat. PT Danareksa Investment Management memiliki 2 Reksa Dana Pendapatan Tetap unggulan yang dapat menjadi pilihan bagi investor untuk melakukan investasi, yaitu Danareksa Melati Pendapatan Utama dan Danareksa Melati Premium Dollar AS.

Danareksa Melati Pendapatan Utama merupakan Reksa Dana Pendapatan Tetap berdenominasi IDR yang memiliki strategi berinvestasi pada obligasi pemerintah dan/atau obligasi korporasi dengan rating minimal A. Sementara Danareksa Melati Premium Dollar AS Utama merupakan Reksa Dana Pendapatan Tetap berdenominasi USD yang memiliki strategi berinvestasi fokus pada obligasi pemerintah berdenominasi USD. Dengan pengelolaan aktif yang dilakukan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi ekonomi maupun kondisi pasar obligasi, Danareksa Melati Pendapatan Utama dan Danareksa Melati Premium Dollar AS mampu secara konsisten memberikan imbal hasil optimal bagi investor.

Berdasarkan data infovesta per tanggal 31 Agustus 2019, Danareksa Melati Pendapatan Utama memberikan imbal hasil 1 tahun sebesar 16,38 % outperform terhadap rata-rata infovesta fixed income fund index yang memberikan imbal hasl sebesar 7,89 %.

Di sisi lain dalam kurun waktu yang sama, Danareksa Melati Premium Dollar AS membukukan kinerja 10,89 % jauh di atas benchmark-nya (rata-rata suku bunga 3 bulan Bank BUMN) yang hanya membukukan kinerja 1,28 %.

 

Jadi tunggu apalagi, Tetaplah Berinvestasi!