Mohon tunggu, kami sedang memproses pembayaran Anda.
Mohon untuk tidak menutup atau melakukan reload halaman ini.
Terima Kasih.
Zona Amerika
Di depan kongres, pimpinan the Fed mengatakan bahwa akan menurunkan inflasi dengan menerapkan kebijakan moneter. Besaran kenaikan suku bunga nantinya akan tergantung data makro ekonomi. Menurutnya saat ini kondisi makro ekonomi AS masih dalam situasi kondusif meski ada kenaikan suku bunga karena pasar tenaga kerja yang cukup kuat sehingga permintaan konsumsi masih cukup positif.
Zona Asia
Shanghai menyebutkan bahwa tidak ada kasus baru atas covid-19 per tanggal 24 Juni, tapi sampai dengan saat ini kebijakan tatap muka sekolah dan makan di restoran masih tetap dilarang di kota ini serta masih akan tetap melakukan tes massal PCR setiap minggunya sampai dengan akhir bulan Juli. Sedangkan di Beijing mulai memperbolehkan para siswa untuk melakukan tatap muka di sekolah.
Zona Indonesia
Bank Indonesia sesuai ekspektasi masih menahan suku bunga acuan di level 3,5% sesuai dengan pernyataan terakhir dari Gubernur Bank Indonesia yang belum akan menaikkan suku bunga acuan karena masih terkendalinya inflasi. Normalisasi tetap dilakukan dengan menaikkan giro wajib minimum. Pada kuartal II, Bank Indonesia masih melihat bahwa transaksi berjalan Indonesia masih surplus yang seharusnya memberikan sentimen positif bagi nilai tukar rupiah atas dollar.
Inflasi bulan Juni akan dirilis pekan ini, inflasi diperkirakan tumbuh 4,14% yoy/0,4 mom vs 3,55% yoy/0,4% mom bulan Mei.
Kementrian keuangan memprediksi bahwa ekonomi di kuartal II akan tumbuh sekitar 4,8%-5,3% dengan besar kemungkinan akan menyentuh level 5%an.
Market View:
IHSG selama sepekan ditutup menguat 1,53% WoW di level 7.042,937. Pekan ini, IHSG seharusnya melanjutkan penguatan didukung oleh Bursa AS yang mulai mengalami pemulihan pada akhir pekan lalu serta potensi terjadinya window dressing untuk menutup kuartal II serta seharusnya IHSG lebih bergerak sesuai fundamentalnya yaitu perbaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang akan berdampak positif bagi laba emiten. Asing mencatatkan penjualan bersih sebesar IDR 3,11 T selama sepekan (inflow YTD: IDR 66,07 T). Pada pekan lalu, tiga sektor yang mencatatkan penguatan tertinggi adalah sektor non siklikal, infrastruktur dan siklikal masing-masing sebesar 5,74%,3,29% dan 1,64% secara mingguan.
Pada tanggal 24 Juni 2022, yield benchmark SUN 5 tahun (FR0090) turun menjadi 6,49%, yield benchmark 10 tahun (FR0091) turun menjadi 7,34%, yield benchmark SUN 15 tahun (FR0093) turun menjadi 7,31% dan yield benchmark 20 tahun (FR0092) turun menjadi 7,23%.
Untuk INDON 10 tahun (INDON 31), yield bergerak turun di level 4,46% dan yield US Treasury 10 tahun naik di 3,13% (dibandingkan dengan posisi per 17 Juni 2022 yaitu 4,76% dan 3,23%). Premi resiko Indonesia yang terefleksikan dalam CDS 5 tahun turun ke level 127.82 bps. Rupiah ditutup melemah 0,12 % WoW pada level 14,846.
Kepemilikan asing pada pasar SUN per tanggal 23 Juni 2022 tercatat sebesar IDR 786,25 Triliun atau sebesar (16,24% dari total outstanding-nya) menurun dibandingkan posisi per 17 Juni 2022 yaitu sebesar IDR 793,53 Triliun (16,46% dari total outstanding-nya).
Kasus harian covid-19 akibat varian omicron cenderung mengalami penurunan, pemerintah tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi. Beberapa negara di Eropa berencana untuk mencabut pembatasan sosial akibat adanya covid-19 karena dianggap varian omicron bukanlah ancaman yang serius. Indonesia bukan tidak mungkin mengikuti langkah yang sama namun akan diambil kebijakan setelah mendapatkan masukan dari pakar epidemiologi. Mobilitas masyarakat yang kembali normal akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tetaplah berinvestasi!
Market Data:
JCI | Indonesia IDR | Indon | US Treasury | USD/IDR |
7,042 | 7,34 | 4,46 | 3,13 | 14,846 |
Economic Data:
Indonesia Neraca Perdagangan Mei (USD) | Indonesia Ekspor Mei (% YoY) | Indonesia Impor Mei (% YoY) |
2,90 miliar | 27 | 30,74 |