Artikel
Menanti Data M2 Januari: untuk Wawasan Tren Ekonomi
Berita Utama | 25-Feb-2025 10:50:48 - by admincontent2
United States
  • Dari pertemuan FOMC Januari 2025 menunjukkan bahwa The Fed mempertahankan suku bunga fed fund di 4,25%-4,5%, menghentikan siklus penurunan suku bunga setelah tiga kali penurunan pada tahun 2024, karena para pembuat kebijakan mengambil pendekatan yang hati-hati, mendukung sikap restriktif jika inflasi tetap tinggi sambil mempertimbangkan pelonggaran jika kondisi ekonomi melemah, menekankan perlunya lebih banyak bukti disinflasi dan menyoroti risiko dari perdagangan, imigrasi, geopolitik, dan pengeluaran rumah tangga yang kuat.
  • Estimasi kedua pertumbuhan PDB Q4 akan dirilis minggu ini. Menurut estimasi awal, ekonomi AS berekspansi pada tingkat tahunan 2,3% pada Q4 2024, pertumbuhan paling lambat dalam tiga kuartal, turun dari 3,1% pada Q3.
  • Pertumbuhan bulanan pendapatan pribadi dan pengeluaran pribadi untuk bulan Januari akan dirilis, dengan ekspektasi pertumbuhan masing-masing sebesar 0,4% dan 0,2%, dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember sebesar 0,4% dan 0,7%.
  • AS dan Rusia telah memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina, mendiskusikan kemungkinan konsesi teritorial dan netralitas Ukraina, sementara Rusia menuntut kontrol atas wilayah-wilayah yang diduduki dan pemecatan Zelensky, yang menimbulkan kekhawatiran di antara Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa.
Indonesia
  • Surplus perdagangan Indonesia melebar menjadi USD 3,45 miliar pada Januari 2025 dari USD 2,0 miliar tahun sebelumnya, melebihi ekspektasi karena penurunan impor yang mengejutkan sebesar 2,67%, yang dipengaruhi oleh pelemahan rupiah, daya beli yang lebih rendah, dan hari libur, sementara ekspor tumbuh 4,88%, menandai ekspansi selama sepuluh bulan tetapi dengan laju paling lambat dalam tujuh bulan terakhir.
  • Pertumbuhan kredit Indonesia melambat menjadi 10,27% year-on-year pada Januari 2025, terendah sejak November 2023, dengan kredit investasi dan konsumsi masing-masing naik 13,22% dan 10,37%, sementara kredit modal kerja tumbuh di bawah rata-rata industri sebesar 8,4%.
  • Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya pada level 5,75% di bulan Februari 2025, sejalan dengan strateginya untuk mengendalikan inflasi pada target 2,5±1% dan menstabilkan Rupiah, yang relatif stabil di tengah gejolak global, terdepresiasi hanya sebesar 1,06% secara year-to-date, sementara inflasi turun menjadi 0,76% di bulan Januari, terendah sejak Maret 2000.
  • Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia menyempit menjadi USD 1,15 miliar pada Triwulan-IV 2024 (0,3% dari PDB), defisit terkecil dalam tujuh triwulan berturut-turut. Meskipun defisit sepanjang tahun 2024 melebar tajam menjadi USD 8,86 miliar (0,6% dari PDB) karena permintaan luar negeri yang lebih lemah, konsumsi domestik yang kuat, dan surplus perdagangan yang menurun, defisit tersebut masih berada dalam kisaran yang diproyeksikan oleh bank sentral yaitu 0,1% hingga 0,9% dari PDB.
  • Pertumbuhan jumlah uang beredar M2 untuk bulan Januari akan segera dirilis, sementara di bulan Desember, pertumbuhannya tercatat sebesar 4,4% tahun ke tahun. Selama pertumbuhan tetap positif, hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas konsumsi terus berlanjut dalam tren positif.
Market View
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,48% secara mingguan, ditutup pada level 6.803,001, menandai kenaikan mingguan pertama setelah tiga minggu berturut-turut berada di teritori negatif.

Minggu ini, IHSG diperkirakan akan tetap berada di wilayah positif, didukung oleh data global. Jika estimasi kedua PDB AS kuartal IV 2024 menunjukkan pertumbuhan yang lebih lemah, hal ini dapat meningkatkan optimisme pasar bahwa The Fed masih perlu menurunkan suku bunga. Dari sisi domestik, pertumbuhan uang beredar M2 yang positif di bulan Januari akan memperkuat keyakinan bahwa aktivitas konsumen tetap kuat. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,04 triliun selama sepekan terakhir, sehingga secara year-to-date (YTD) arus keluar mencapai Rp10,97 triliun. Tiga sektor dengan performa terbaik adalah sektor teknologi, bahan dasar, dan industri, yang masing-masing naik sebesar 20,24%, 5,90%, dan 3,24% secara mingguan.

Pada tanggal 21 Februari 2025, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 5 tahun (FR0104) berada di level 6,50%. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun (FR0103) juga tetap datar di level 6,75%. Demikian pula, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 15 tahun (FR0106) stabil di 6,99%, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 20 tahun (FR0107) meningkat menjadi 7,02%.

Sementara itu, imbal hasil obligasi INDON bertenor 10 tahun (INDON 35) tidak berubah di level 5,31%, sedangkan imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun flat di level 4,43%, dibandingkan dengan level pada 14 Februari 2025, yang masing-masing berada di level 5,36% dan 4,48%. Premi risiko Indonesia, yang tercermin dari CDS 5 tahun, tetap stabil di 70,68 bps. Selain itu, rupiah terdepresiasi sebesar 0,38% secara mingguan, ditutup pada Rp16.309.

Per 20 Februari 2025, kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) mencapai IDR 895,63 triliun (14,58% dari total outstanding), meningkat dari IDR 886,82 triliun (14,45% dari total outstanding) pada tanggal 7 Februari 2025.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali, dengan total 50 basis poin, pada tahun 2025, setelah menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin pada tahun 2024. Perekonomian AS tetap berada di jalur yang tepat untuk melakukan soft landing, dengan pertumbuhan diproyeksikan sebesar 2,5% year-on-year (YoY) pada tahun 2024 dan 2,1% YoY pada tahun 2025. Demikian pula, Bank Indonesia diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter ekspansif pada tahun 2025, yang diantisipasi akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasar obligasi kemungkinan akan merespon positif pada awalnya, didorong oleh membaiknya kondisi makroekonomi, diikuti oleh kinerja IHSG yang kuat.


Market Data:

JCI

Indonesia IDR 10yr (%)
Indon 10 yr (%)
US Treasury 10yr (%)
USD/IDR

6,803

6,75

5,31

4,43

16.309

Economic Data:

Indonesia Trade Balance January (USD)

Indonesia Export January (% YoY)

Indonesia Import January (% YoY)

3,45 B

4,68

-2,67